
Namun sepertinya pemerintah tidak begitu menangapi tentang hasil survei yang telah di lakukan selama ini, karena justru pemerintah seolah meragukannya seperti pernyataan juru bicara kepresidenan Andi Malarangeng "Parameter yang digunakan LSI dalam penelitian ini sebenarnya tidak sama persis, tidak compatible (cocok),"
Benarkah parameter yang digunakan LSI tidak mewakili anspirasi masyarakat Indonesia, karena jumlah hanya 700 responden?...
Sejumlah kebijakan yang menjadi sorotan publik dalam hasil survei itu di antaranya soal kenaikan harga bahan bakar minyak sebanyak dua kali. Belum lagi kurangnya upaya menekan angka pengangguran, termasuk soal ketenagakerjaan yang mengundang kontroversi terhadap para buruh di sejumlah daerah di Tanah Air, tetapi pemerintah juga mendapat pujian dalam penyelesaian masalah Aceh.

Lalu masih-kah pemerintah mengangap hasil survei yang dilakukan LSI tidak compatible? atau pemerintah tidak siap menerima kenyataan pahit atas kinerjanya selama ini.
Menyikapi keraguan tersebut, Widdi bisa memakluminya. "Kalau ada penilaian jelek biasanya pemerintah suka resistant seperti itu," ujar Widdi. Tapi, apa pun penilaian pemerintah, tugas LSI hanyalah mengungkap fakta di lapangan. Dan melalui survei inilah semua itu bisa diketahui sejauh mana respons publik terhadap pemerintah. "Suara jutaan orang yang memilih SBY-Kalla pada waktu itu biasanya jarang terangkum oleh kebijakan-kebijakan," tambah Widdi
Lalu bagai mana menurut anda kinerja pemerintahan belakangan ini?...
1 comment:
allow ary salam kenal yach....blognya bagus....tulisannya juga bagus....makasi udah mampir :)
Post a Comment