Thursday, January 04, 2007

what happened to FFI?...

Rame - rame mengembalikan Piala Citra, seperti yang di langsir oleh liputan6.com dan media infotaiment. Sejumlah insan perfilman yang tergabung dalam Masyarakat Film Indonesia (MFI) mengembalikan Piala Citra yang mereka terima. Sutradara Riri Riza dan Mira Lesmana yang meraih Piala Citra 2005 untuk film Gie adalah dua di antaranya. Mereka mengembalikan lambang supremasi tertinggi perfilman nasional itu di Taman Ismail Marzuki, Jakarta Pusat, Rabu (3/1). Selain keduanya, sebanyak 22 peraih Piala Citra dari tahun 2004 hingga 2006 juga melakukan aksi yang sama.

Dalam pernyataan sikapnya, MFI menyampaikan pernyataan sikap mendesak pembubaran Lembaga Sensor Film. Mereka juga menolak hasil penjurian Festival Film Indonesia (FFI) tahun 2006 yang memilih Ekskul sebagai film terbaik.

Komunitas ini juga meminta Panitia FFI 2006 menyampaikan secara terbuka pertanggungjawaban atas penilaian dan penetapan Ekskul sebagai peraih Piala Citra. Para sineas muda ini menilai penyelenggaraan FFI oleh Departemen Kebudayaan dan Pariwisata tidak transparan, dari sisi pelaksanaan dan pendanaan. Mereka juga mendesak penyelenggaraan FFI dihentikan sementara.

Kepada para penerima Piala Citra, MFI mengajak ambil bagian dalam memulihkan citra perfilman Indonesia dengan mengembalikan penghargaan itu...

Wajarlah pekerja Film Indonesia melakukan itu, kenapa juga FFI memenangkan sebuah film yang tidak menjaga Originalitas dan filmnya sendiri maaf kurang familiar di telingga. Seperti biasa aku sedikit emoh sama karya - karya orang keturunan yang hanya nempelin Made In Indonesia tapi tidak mau ikut andil dalam mendidik masyarakat lewat film, hanya mementingkan uang semata. Lihatlah karya mereka baik film dan sinetron2 yang beredar di televisi, sepertinya bukan Indonesia bangetz karena emang kenyataanya hasil ngejiplakz! peduli apakah sesuai atau tidak dengan culture Indonesia itu soal nanti... Sampai - sampai kadang mikir sendiri apakah Badan Sensor Film masih ada?... kog bisanya membiarkan sinetron2 yang ga mendidik itu beredar di televisi. Jika anda menyaksikan sinetron di televisi : lagi ngetren nih hamil di luar nikah, anak - anak sekolah yang badung dan lebih ke cerita cinta2an dengan menikah di usia muda dan lain2nya. Bukan saya anti hal2 tersebut tapi kenyataanya itu akan membuat tren sendiri di tengah2 remaja. Pada hal waktu sekolah, ga ada yang namanya ga masukin baju, pakean di model-modelin dan ga ada tuh assesories yang boleh melekat di badan... bisa di jemur di lapangan Upacara deh!

16 comments:

Anonymous said...

hahahaha...
sabar, Ry..
Sabar..

orang sabar dirubung lalar..
hwkwkwkwkw...

Eniwey, gimana neh kabar blogaward..?

admin said...

@ arham: busyet dah mending gw esmosi saja mending di rubung lalar :P

Anonymous said...

sabar mas...
masalah ini berarti sangat nyata terlihat dengan amat sangat jelas menunjukkan kalo sineas indo sekarang yang lebih dihargai adalah yang doyan njiplak! bukan yg kreatip! =D

*kalimat yang terlalu majemuk dan tidak efektif ya?

Niti said...

kok banyak sinetron campur aduk gak jelas antara legenda + dangdut + agak india gitu, mana banyak reptilnya lagi plus spesial efeknya yang bikin mata sepet.
Punjabi kah?

admin said...

@ kANA: xixixi kyaknya gitu deh

@ niti: salah satunya kale :D

pyuriko said...

Kejadian thn 1955 (kalo tdk salah) terulang lg,...

putri said...

Kayaknya... emang kalau cerita sinetron ya dimana-mana kayak gitu. Tinggal penontonnya yang pinter2 nyaring yang mau ditonton kali ya... Namanya jg cari duit... ya cari yang laku deh...

NiLA Obsidian said...

om ary....

bagus kan....harus ada yg mulai dobrak emang...kalo ga digituin....akan tetap pada jalur lama...(mending bener....)

untuk persinetronan sekarang??...No comment!!...udah 10 th malang melintang di dunia itu...hasilnya?
nothing!!.....

lebih baik mencoba berkarya lewat produk lain yg sesuai dg nurani....

Er Maya said...

harus sama2 duduk satu meja trus cari win win solution biar sama2 puas :)

admin said...

@ maya: kirain duduk satu meja buat main kartu :P

-ian- said...

menurut saya, film ekskul juga bagus kok. Layak kok...

-ian- said...

apakah njiplak sedikit ga boleh ya
hahaha

admin said...

@ septian : FFI itu adalah ajang festival film yang tertinggi di Indonesia selama ini, kalau yang ngejiplak2 di loloskan sama saja FFI mencoreng mukanya [FFI] sendiri... sama halnya melegalkan pembajakan donk?..

Dan bagaimana bisa sebuah FIlm yang hanya meraih salah satu kategori bisa menjadi Film terbaik :)

Anonymous said...

ekskul memang bukan film bagus tapi percaya aja ama juri karna ada eros jarot seniman hebat yang buat nusik badai pasti berlalu & sutradara film tjut nya dien, ada remy silado sastrawan mbeling taun 60an s/d sekarang dll.gw pikir opera jawa harusnya menang, orang banyak jagoin berbagi suami tapi padahal alur dan adeganya seperti film2nya teguh karya dan putu wijaya. buat yang protes gw liat2 dulu personya siapa.. mira&riri gw salut ama mereka.. tapi macem rudi sujarwo & nia dinata dan yang lain gak pantes menyangsikan juri karena level mereka masih jauh dari juri2. arisan adalah sinetron dengan bintang2 top, gw juga bingung kenapa arisan menang tahun 2004 padahal mengejar matahari dan winky wiryawan berhak banget buat menang. gw ngomong begini didasarkan oleh pengetahuan gw tentang prinsip & teori seni sebagai sarjana seni, jadi yang gak tau tentang basic seni jangan sembarangan ngomong karya ini/itu bagus atau jelek

Anonymous said...

ekskul memang bukan film bagus tapi percaya aja ama juri karna ada eros jarot seniman hebat yang buat nusik badai pasti berlalu & sutradara film tjut nya dien, ada remy silado sastrawan mbeling taun 60an s/d sekarang dll.gw pikir opera jawa harusnya menang, orang banyak jagoin berbagi suami tapi padahal alur dan adeganya seperti film2nya teguh karya dan putu wijaya. buat yang protes gw liat2 dulu personya siapa.. mira&riri gw salut ama mereka.. tapi macem rudi sujarwo & nia dinata dan yang lain gak pantes menyangsikan juri karena level mereka masih jauh dari juri2. arisan adalah sinetron dengan bintang2 top, gw juga bingung kenapa arisan menang tahun 2004 padahal mengejar matahari dan winky wiryawan berhak banget buat menang. gw ngomong begini didasarkan oleh pengetahuan gw tentang prinsip & teori seni sebagai sarjana seni, jadi yang gak tau tentang basic seni jangan sembarangan ngomong karya ini/itu bagus atau jelek

admin said...

oke dah pak sarjana seni yang tak berani menunjukan jati diri

Yang pasti sekarang eskul lagi di tuntut karena mencomot lagu di film lain oleh pemilik hak cipta. Dan tadi pagi juga di SCTV seorang juri mengatakan bila benar eskul bersalah kemungkinan fiala akan di copot

ya sudah ga usah di lanjutin ya :D